Sticky Sidebar

TRUE

Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Berita:

latest

MAN 1 Sambas Gelar Upacara Hari Santri Nasional

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2019, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sambas menggelar Upacara Bendera...


Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2019, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sambas menggelar Upacara Bendera di halaman MAN 1 Sambas. Tidak seperti upacara-upacara pada umumnya, Upacara Hari Santri Nasional memiliki kekhasan tersendiri, terutama pada pakaian yang dikenakan oleh Dewan Muallim Muallimah dan Peserta Didik MAN 1 Sambas. Semua peserta upacara mengenakan pakaian yang biasa digunakan oleh para Kyai, Ustadz dan Santri di Pondok Pesantren.

Dewan Muallim dan Peserta Didik Putra menggunakan sarung, baju koko dan kopiah hitam, sementara Dewan Muallimah dan Peserta Didik Putri menggunakan baju gamis atau busana muslimah. Penggunaan pakaian khas dalam Upacara Hari Santri Nasional ini, menurut Ilham Tahir, M.S.I. selaku Kepala MAN 1 Sambas, bertujuan untuk menghormati para ulama, karena santri sangat identik dengan ulama. Sementara secara historis, sarung adalah simbol perlawanan kepada penjajah, sedangkan celana adalah simbol penjajahan sebagaimana yang diserukan oleh KH. Hasyim Asy’ari dalam Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945, ucap Ilham.

Upacara Hari Santri Nasional ini dimulai pukul 07.00 dengan dihadiri seluruh Peserta Didik, Dewan Muallim dan Muallimah MAN 1 Sambas. Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Ustadz Dr. Adnan Mahdi, M.S.I. Dalam amanatnya, Adnan Mahdi menjelaskan sekilas peran santri pada masa-masa penjajahan Belanda dan Jepang, hingga gerakan perjuangan melawan dan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Adnan berpesan bahwa saat ini kita sudah merdeka, namun perjuangan kaum santri tetap diperlukan, terutama dalam mengisi kemerdekaan. Perjuangan terbesar yang sedang dihadapi adalah jihad melawan atau mengendalikan hawa nafsu. Karakter kesantrian harus melekat pada Peserta Didik MAN 1 Sambas, terutama akhlak dan adabnya kepada guru selama belajar di MAN. Sebab, guru merupakan orangtua kedua setelah orangtuanya di rumah. Selain itu, guru merupakan pintu berkah dalam menuntut ilmu, bila tak beradab, maka sepintar apapun Peserta Didik, keberkahan pastilah menjauh, ucap Adnan. Untuk meraih kesuksesan dalam belajar setelah memiliki adab yang mulia kepada guru, Peserta Didik harus mampu melawan tiga hal, yaitu: Melawan rasa malas, melawan rasa malu, dan melawan rasa takut. Bila ketiga hal ini bisa dilawan atau dikendalikan, maka besar kemungkinan Peserta Didik akan sukses, bukan hanya saat belajar di MAN 1 Sambas, tapi juga setelah berada di lingkungan masyarakat, jelas Adnan.



Upacara berjalan lancar dan penuh khidmat, di dukung cuaca sejuk. Setelah upacara dilakukan, seluruh Peserta Didik berkumpul di Masjid Asyrorul Mursyid untuk mendapatkan arahan sekaligus tausiyah dari Ustadz Isrori Labib. (AM)





Tidak ada komentar